NusaInaNews.Com.Namlea, – Masyarakat adat dari Keluarga Nurlatu yang berada di Desa Lamahang, Kecamatan Waplau, Kabupaten Buru meminta Pangdam XV Pattimura untuk memberikan perhatian khusus terhadap tapal batas tanah untuk Pembangunan Kompi Pangan di wilayah Rata Gelombang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Waris, Jafar Nurlatu yang mewakili keluarga besar Nurlatu yang ada di Desa Lamahang, saat konferensi pers di Kota Namlea, Selasa (11/3/2025) malam.
Untuk diketahui, lokasi yang saat ini bakal dibangun Kompi Pangan di Kawasan Rata Gelombang masuk dalam kawasan Petuanan Liliay, sehingga tanah tersebut dulunya dihibahkan oleh Raja Liliay pada tahun 70an dan berbatasan dengan wilayah Keluarga Nurlatu.
Jafar Nurlatu mengatakan keluarga besar Nurlatu di Desa Lamahang memberikan apresiasi yang cukup luas biasa atas kedatangan Pangdam Pattimura di Bumi Bupolo.
Selain dalam rangka Safari Ramadhan, beliau juga hadir untuk melihat lahan yang menjadi konsen TNI untuk kegiatan Kompi Pangan yang ada di Rata Gelombang itu terbatas dengan areal kami, “kata Jafar.
Menurut Jafar Nurlatu pihaknya sudah melihat secara langsung lokasi yang akan dibangun Kompi Pangan yang berada di Rata Gelombang tersebut.
Kami keluarga sudah meninjau dan melihat secara langsung bersama dengan tim dari Kodam bahwa ada perbedaan batas yang dimiliki oleh Kodam dengan kami sebagai Ahli Waris, karena lokasi yang dibangun Kompi Pangan tersebut sebagian masuk di wilayah kami,” ucapnya.
Untuk itu, kata Jafar ahli Waris meminta untuk menyelesaikan tapal batas tersebut dengan secara kekeluargaan.
“Kami sebagai Ahli Waris meminta perhatian pak Pangdam untuk bisa menyelesaikan itu secara baik atau secara kekeluargaan. Kami juga senang kalau sekitar daerah itu dibuka untuk melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitarnya. Kami ahli Waris sangat memberi apresiasi untuk itu karena masyarakat di desa kami akan dilibatkan untuk wilayah pertanian, perikanan dan lain-lain, “ungkapnya.
Ia menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi sebelumnya terkait tapal batas tersebut untuk diselesaikan sebelum Pembagunan Kompi Pangan dilakukan agar tidak ada masalah dikemudian hari.
“Kami juga sudah melakukan koordinasi kepada Raja Liliay melalui surat untuk ditinjau kembali sesuai dengan batas awal dan itu sudah kami sampaikan surat itu. Lalu kemudian, Raja Liliay sudah sampaikan itu kepada pihak Kodam dan kami sudah duduk bersama cuman sampai saat ini titik batas itu belum diselesaikan secara kekeluargaan, “terangnya.
Dia menegaskan bahwa pihak ahli waris sudah kali-kali melakukan koordinasi cuman belum mendapatkan titik temu.
Oleh karena itu, kehadiran pak Pangdam ke sini kami cukup memberi apresiasi. Semoga itu mendapatkan perhatian serius dari bapak Pangdam untuk menyelesaikan itu, sehingga kedepan proyek itu berjalan tidak akan ada masalah dikemudian hari,” tegasnya.
“Sehingga apa yang dilakukan TNI dalam hal ini Panglima dan seluruh jajarannya dan kami masih adat juga sebagai ahli Waris akan merasa enak dan merasa tenang sehingga pekerjaan itu bisa diselesaikan bersama-sama dan mendapat keuntungan yang besar bagi masyarakat sekitarnya terutama dalam rangka penyediaan pangan untuk Indonesia dalam menyambung program Presiden Republik Indonesia saat ini, “pungkasnya. (ferdi)