Piru.nusainanews.com – Menyikapi isu yang beredar di sosmed kemarin, ketua panitia panas gandong Rumahkay- Rutong (AMALOPU), Timotius Akerina, SE. Msi angkat bicara.
Selaku kapasitas beta sebagai ketua panitia penyelenggara pemanasan Gandong Rumahkay-Rutong 18 Maret 2025 kepada Media ini menyampaikan,opini yang berkembang pada berbagai media sosial seperti di tik-tok, Facebook dan lain sebagainya itu Ada perbedaan kata “pemanasan dan panas”, bahwa mengapa kita menggunakan kata pemanasan, karna ini sudah dilakukan dari tahun 1939 sebelum indonesia merdeka.
“Jadi kata pemanasan Gandong dipakai pada saat acara kemarin itu kalimat yang digunakan berdasarkan pengakuan dari para leluhur yang sudah dititipkan kepada kami anak cucu AMALOPU.”jelasnya
Menurutnya,semestinya kita tidak boleh berpolimik tentang kata “pemanasan” dan “panas” karena kata pemanasan ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan ini sudah kita gunakan dari tahun 1941.”tambahnya
Dikatakannya,acara pemanasan gandong Rumahkay-Rutong ini mulai digagas oleh orang tua kita terdahulu dan itu sejak tahun 1939.Dan Kalimat tersebut sudah di sepakati bersama serta pelaksanaannya pada tahun 1941.
Oleh karena itu, kata “pemanasan” Gandong ini telah menjadi tradisi yang sudah dititipkan dari para leluhur kepada kami anak cucu.”tegas Akerina
Ia.memintah,agar Jangan sesuatu yang tidak ada masalah, lalu di permasalahkan.”tegas singkatnya
Kami panitia ingin klarifikasi supaya tidak ada lagi polimik-polimik “panas” dan “pemanasan”.ujarnya
Menurutnya lagi,yang mestinya hal tersebut adalah masalah adat, jadi tidak perlu ada membenci- membenci karena ini hal yang memang sudah dititipkan dari leluhur kita untuk gandong Kaka dan gandong adik yang sekarang trendnya, AMALOPU.”
Akerina menerangkan,Pemerintah Provinsi itu tidak salah, karena mereka mengikuti apa yang sudah menjadi titipan dari leluhur dari tahun 1939.
Ia juga menceritakan,Dulu sebelum Indonesia merdeka, kata “pemanasan” itu sudah ada pada kita, dan juga bukan itu saja, lagu gandong itu sekarang trend, tapi lagu itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka, dan sudah dinyanyikan sejak tahun 1941 pada acara pemanasan Gandong Rumahkay-Rutong.”terangnya (Mozes)
