Pesparawi Tingkat Provinsi Maluku Ke-XI, Ini Penjelasan Wali Kota Ambon

oleh -136 Dilihat
oleh

Ambon, Nusainanews.com – Perayaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Ke-XI Provinsi Maluku Tahun 2025 resmi digelar di Kota Ambon, sejak 15 Februari dan akan berlangsung hingga 20 Februari 2025.

Acara ini mengusung tema “Bernyanyilah bagi Tuhan sebagai orang yang diselamatkan” (Kisah Para Rasul 16:25-29) serta subtema “Melalui Pesparawi XI Provinsi Maluku kita tingkatkan ketahanan iman menghadapi perubahan zaman.”

Ketua Panitia Pelaksanaan Pesparawi XI Maluku, Robby Sapulette, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa, mempererat kebersamaan serta mengembangkan kreativitas seni dan budaya dalam peribadahan umat Kristiani.

Selain itu, ajang ini juga menjadi persiapan bagi kontingen Maluku yang akan berkompetisi di Pesparawi Nasional XIV di Papua Barat pada 2025.

Seluruh perlombaan berlangsung di Gedung Taman Budaya Karang Panjang, setelah acara pembukaan, perlombaan dimulai dengan kategori musik pop gereja, vocal grup, paduan suara wanita, dan paduan suara pria.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Ambon, Dominggus Kaya dalam sambutannya, menyampaikan atas nama Pemerintah dan masyarakat Kota Ambon, Saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta kontingen, pendamping serta official dari 9 kabupaten dan kota yang telah tiba dengan selamat di Kota Ambon.

“Kita bersyukur bersama, bahwa dalam kondisi cuaca dan travel warning yang dikeluarkan oleh BMKG, ternyata tangan tuhan tidak pernah berhenti memelihara umatnya yang mau sungguh-sungguh datang berkumpul dan memuji nama-nya,”katanya.

Ia menjelaskan pesparawi bukan hanya sebagai wadah untuk berkompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.

“Saya berharap lewat pesparawi ini, hubungan yang baik akan terus melekat pada seluruh kontingen baik masa sekarang dan di masa yang akan datang,”harapnya.

Ia menambahkan jadikan ajang pesparawi ini sebagai momentum untuk menunjukkan kecintaan kita terhadap seni paduan suara gerejawi serta semangat persatuan dan kesatuan dalam keragaman. (A.R)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.